GUNADARMA

GUNADARMA
Universitas Gunadarma

Kamis, 12 Januari 2017

BISNIS YANG TIDAK BERETIKA

Etika Bisnis - Contoh Bisnis Beretika dan Bisnis Tidak Beretika


      1.1  Latar belakang
Maraknya para pembisnis yang melakukan tindakan kecurangan atau tidak beretika dalam bisnisnya masih menjadi hal tabu dalam masyarakat. Mungkin ada beberapa orang yang merasa tidak peduli bahkan tidak tahu dengan buruknya etika para pembisnis tersebut, atau mungkin ada yang merasa risih dengan hal tersebut. Oleh karena itu etika dalam berbisnis merupakan salah satu hal penting. Selain itu etika bisnis juga merupakan penerapan tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Bisnis selalu berhubungan dengan masalah-masalah etis dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Hal ini dapat dipandang sebagai etika pergaulan bisnis. Seperti halnya manusia pribadi juga memiliki etika pergaulan antar manusia. Melihat hal tersebut, penulis akan menjelaskan dan memberikan beberapa contoh bisnis beretika dan tidak beretika dalam tugas ini.

2.1 Pengertian Etika Bisnis
Pengertian etika harus dibedakan dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis etiquette yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama menusia. Sementara itu etika, berasal dari bahasa Latin, berarti falsafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama.Sebelum menilai apakah suatu bisnis dikatakan beretika atau tidak, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu etika bisnis dan bagaimana suatu bisnis dapat dikatakan beretika atau tidak. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etika. Adapun ciri-ciri bisnis yang beretika adalah sebagai berikut :
1.      tidak merugikan orang lain atau pembisnis yang lain
2.      tidak menyalahi aturan
3.      tidak melanggar hukum
4.      tidak menciptakan suasana keruh pada saingan bisnis
5.      ada izin usaha yang jelas juga sah secara aturan dan hokum

2.2 Contoh Bisnis Beretika
Berikut adalah salah satu contoh bisnis yang beretika, yaitu :
a.       sebuah perusahaan singkong di salahsatu kabupaten bandung, sudah membangun sebuah perusahan kecil yang bergerak di bidang makanan tradisional. Perusahaan ini bermula dengan maraknya makanan tradisional singkong goreng yang
2
b.       berinovatif  dengan ditambahi bumbu keju yang lebih dikenal dengan nama “singkong keju”. Perusahan ini tidak makanggar aturan dengan menjiplak resep ataupun secara illegal mencari tahu resep singkong keju tersebut. Secara bertahap, perushaan ini mencari dan memilah dimana pedagang singkong keju yang kualitasnya baik. Setelah menemukan, perusahaan ini membeli resep tersebut dengan harag yang sudah ditentukan. Setelah perusahaan ini bisa memproduksi singkong keju tersebut sendiri, untuk mendapatkan hak paten, akhirnya perusahaan ini mengajukan izin produksi pada mendiknas. Setelah proses tersebut dilalui akhirnya perusahaan ini telah menjadi perusahaan yang diakui secara legal, aturan dan hukum yang berlaku.
c.       Gula saat ini sudah menjadi komoditas strategis. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya kebutuhan gula nasional dari tahun ke tahun.peningkatan kebutuhan gula juga ditandai dengan munculnya berbagai segmen produk gula. Melihat hal tersebut petani di Desa Cibodas, Kec. Pasirjambu, Kab. Bandung dalam dua tahun terakhir, mereka sudah membudidayakan tanaman stevia serta produk setengah jadi berupa bubuk. Selain tanaman ini menguntungkan, para petani tersebut juga bukan sekedar memperkuat aspek ekonomi, melainkan juga kepentingan pelestarian lingkungan, khususnya hutan lindung. Petani stevia dari Desa Cibodas, Ayi Rohmat, mengatakan, dengan melihat potensi pasar yang besar, petani setempat termotivasi untuk menanam stevia.
d.      Segmen pemasaran produk olahan ternaka terus berkembang di Jawa Barat, seiring bermunculan aneka inovasi dan kebutuhan produk peternakan. Aneka segmen produk olahan terus bermunculan, terutama dari produk konsumsi kesehatan baik itu dari jenis ruminansia maupun unggas. Misalnya produk ternak domba rendah kaloestrol, produk masakan burung puyuh, penyergaman bulu domba Garut, pengembangan usaha telur asin, pakan hijauan ternak, dll. Seorang pembuat menu masakan olahan daging burung puyuh rendah kolestrol,
3
Slamet Wuryanto memperkenalkan cara pembuatan madu dan pemerahan lemak burung puyuh pedaging. Inovasi ini pun berkembang, seiring menikatnya minat konsumsi daging puyuh akhir-akhir ini

2.3  Contoh Bisnis Tidak Beretika
Saat ini banyak sekali para pembisnis atau perusahaan yang berbisnis dengan tidak bererika. Alas an mereka berbagai macam, ada  yang karena terdesak karena terjepitnya kebutuhan pokok yang mahal bahkan ada yang sudah menjadi profesi mereka dalam melakukan kecurangan tersebut. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dalam bisnis, banyak pebisnis/perusahaan yang melakukan berbagai cara demi menarik konsumen sebanyak-banyaknya yg nantinya akan berorientasi pada profit perusahaan. Demi mendapatkan konsumen atau memperoleh laba sebanyak-sebanyaknya, banyak perusahaan yang tidak lagi memperhatikan etika. Berikut ini adalah contoh bisnis yang tidak beretika :

a.        perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi atau penyedia layanan telekomunikasi, dalam hal promosi, para operator seluler ini seringkali memasang iklan yang saling menyindir pesaingnya. Misalnya provider XL dan Telkomsel yang saling menyindir satu sama lain secara terang terangan baik di media televisi maupun iklan spanduk atau banner dijalan . Bukan hanya itu menurut saya para operator seluler pun seringkali mendapat keluhan konsumen yang merasa jengkel karena pulsa mereka yang tiba-tiba berkurang karena mendapat sms dari nomor-nomor tertentu meskipun konsumen tidak melakukan registrasi program apapun. Para operator pun sering melakukan promosi lewat sms atau telepon langsung kepada konsumen, hal tersebut tentu saja dapat membuat konsumen merasa terganggu apalagi jika promo lewat sms atau telepon tersebut  dilakukan pada jam-jam yang tidak tepat atau bahkan tengah malam. Dalam hal tarif pun provider seringkali membuat konsumen bingung dengan adanya syarat dan ketentuan yang berlaku. Para provider ini dapat dikatakan merugikan konsumen dan juga dengan adanya iklan yang saling menyindir ini dapat tercipta suasana keruh pada persaingan bisnis.
b.      Sebuah perusahaan yang merupakan sipklier resmi dari Petronas melakukan kecurangan bisnis dengen mengoplos solar menjadi minyak tanah dan menjualnya kepada masyrakat. Hal ini tentu menjelekkan nama baik Petronas. Selain itu hal ini juga menyebabkan banyak konsumen Petronas tidak percayalagi dengan produk-produk Petronas
c.       Dalam dunia bisnis kita menemukan banyak jenis-jenis usaha yang menyangkut produk, salah satunya Parsel, parselpun memiliki banyak macamnya salah satunya paersel yang berisi produk-produk makanan. Pada hari raya bisnis parsel pun meenjamur dimana-mana. Tapi ada saja pembisnis yang memberika produk-produk makanan yang sudah kadaluarsa atau yang sudah tidak layak untuk dimakan karena sangat merugikan dan membahayakan konsumen yang membeli persel tersebut. Hal ini dirasa sangat tidak beretika karena merugikan dan membahayakan konsumen

3.1 Kesimpulan
Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etika. Saat ini masih banyak pembisnis yang sudah tahu etika dalam bisnis tapi tidak sedikit pula orang yang tidak tahu etika dalam berbisnis. Dalam etika sebagai ilmu, bukan saja penting adanya norma-norma moral, tidak kalah penting adalah alasan bagi berlakunya norma-norma itu. Melalui studi etika diharapkan pelaku bisnis akan sanggup menemukan fundamental rasional untuk aspek moral yang menyangkut ekonomi dan bisnis.
3.2 Saran

Sebaiknya para pebisnis menanamkan atau meningkakan kesadaran akan adanya demensi etis dalam bisnis. Menanamkan, jika sebelumnya kesadaran itu tidak ada, meningkatkan bila kesadaran itu sudah ada, tapi masih lemah dan ragu. Membantu pebisnis/calon pebisnis, untuk menentukan sikap moral yang tepat didalam profesinya (kelak). Disisi lain, studi dan pengajaran tentang etika bisnis boleh diharapkan juga mempunyai dampak atas tingkah laku pebisnis. Bila studi etika telah membuka mata, konsekuensi logisnya adalah pebisnis bertingkah laku menurut yang diakui sebagai hal yang benar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar